25.8.10

Memahami Hakikat Shalat (Level Dasar)

Shalat dengan berbagai penjelasannya sudah banyak dijelaskan oleh sejumlah pemikir dalam buku-buku karyanya, tentunya dari yang bisa dipahami oleh orang-orang dengan tingkat pemahaman menengah sampai pemahaman tingkat tinggi.

Tapi mari kita pahami hakikat shalat secara sederhana oleh kita yang masih awam dengan ilmu.
Shalat secara sederhana dapat diartikan sebagai bukti penghambaan kita kepada Allah SWT. Bukti bahwa kita masih mengakui bahwa Allah ada. Kenapa demikian ?

Jawabannya adalah karena shalat adalah perintah yang diturunkan oleh Allah SWT untuk seluruh manusia, melalui Jibril kepada Muhammad, yang dituliskan dalam Al-Quran.
Logikanya, dengan mentaati suatu perintah, kita mengakui bahwa perintah itu ada, dan juga mengakui bahwa yang membuat perintah itu ada.

Contoh, Ibu menyuruh Budi untuk membeli telur. Nah, ketika budi melaksanakan membeli telur, berarti Budi sadar bahwa ada perintah untuk membeli telur. Dan Budi sadar bahwa yang memberi perintah itu ada, yaitu Ibu. Mengakui bahwa Ibu ada.

Pada tahap selanjutnya selain hanya mentaati perintah Ibu, Budi harus bisa memahami juga untuk apa membeli telur, apa untungnya untuk Budi bila membeli telur, kapan dan kemana Budi harus membeli telur, dimana dan bagaimana Budi memberi telur, dan seterusnya. Tentunya dengan ilmu dan pemahaman yang lebih memadai juga.

Kembali ke topik utama, bahwa secara sederhana dapat dipahami dengan melaksanakan shalat sesuai tuntunan Muhammad, berarti kita mengakui bahwa Allah Ada.
Lalu bagaimana bila kita secara sadar dan paham tetap tidak melaksanakan shalat ? Jawabannya pun sangat sederhana. Bila kita tidak shalat berarti akal sehat kita tidak mengakui keberadaan Allah SWT.

Lalu dimana posisi kita ketika kita tidak mengakui keberadaan Allah ? Jawaban ini yang paling sederhana. Kita telah Kafir dan Murtad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar